QUARTER LIFE CRISIS


Hai Juli, udah lama banget gue skip buat nulis di blog ini dan akhirnya setelah sekian purnama gue nulis lagi!! Banyak banget kejadian selama sebulan kemarin yang bikin gue up and down. Kali ini gue bakal sharing thoughts about "Quarter Life Crisis".

About Quarter Life Crisis

    Gue yakin dan percaya 100% sama lo kalo lo pasti pernah ada di fase ini, ketika lo mengalami rasa bingung, meragukan, kecewa, terisolasi, dan mungkin pernah merasa ga pantes buat siapapun. Bahkan yg lo lakuin berhari-hari sebelum tidur adalah overthingking. Jam 3 pagi lo biasa pake buat nulis, atau dialog sama diri lo sendiri tentang perjalanan kehidupan lo selama ini. Apa itu berjalan sesuai dengan diri lo? Atau sesuai dengan orang tua lo? Apa sesuai dengan circle lo? Quarter Life Crisis (QLC) dirasakan sama orang-orang yang biasanya berumur 20-an entah itu awal, tengah, atau akhir. Mereka yg berumur 20-an mulai berfikir apa yg harus mereka susun untuk kehidupan kedepannya dari mulai finansial, karir, pertemanan, pendidikan. Mulai menenangkan diri dengan membaca quotes semangat aja menurut gue ga cukup. Lo di sini butuh aksi nyata untuk memulai semuanya. Welcome to the club of 20!!
    Gue sendiri  nulis tentang QLC saat ini di umur gue yg masih 19 tahun, jujur buat gue sendiri menghadapi usia 20-an adalah hal yg sangat menakutkan. Gue pribadi belum siap untuk menginjak usia itu. Sebelum masuk kuliah gue merasa udah pernah mengalami QLC setelah lulus SMA, milih jurusan kuliah, mau kampus di mana, mau jadi mahasiswa seperti apa, pilih organisasi apa, nanti temenan sama siapa, menurut gue itu adalah QLC versi diri gue di umur belasan. Notabene buat di umur belasan hal itu adalah normal, krisisnya pasti masih menyangkut pribadi diri kita. Coba lo bandingin kalo lo umur 20-an sekarang pasti pertanyaan yg ada adalah...

"Eh kerja apaan lo sekarang?"
"Ko kuliah ga lulus sih lama amat"
"Mau ambil apa nanti kalo S2?"
"Tugas akhir gimana? aman?"
"Ko masih pake motor aja sih bro padahal udah mapan"
"Bisnis dong biar bisa hidup mandiri"
"Yaelah udah 20 taun masih aja sendiri"

        Ketika lo menginjak 20 tahun. Semua pertanyaan yg datang pasti secara tidak langsung berangkat dari pertanyaan dasar yaitu "What is your purpose of life?" Tujuan lo selama ini buat hidup apa si? Buat apa hidup lo selama ini? Udah ngapain aja selama ini? Basic question that is hard to answer menurut gue adalah pertanyaan di atas. Buat gue ketika gue gapunya orang buat sharing thoughts ini, yakin banget pasti gue bakal overthingking setiap hari. Merasa diri gue selalu ga pantes buat semua orang insecure terooooos!! Emang dasarnya manusia selalu punya banyak pilihan ya dalam hidup saking banyaknya pilihan, itu juga yg bikin kita bingung dan akhirnya cuman bisa memilih diam dan bungkam, ga cerita apa yg kita rasain sama orang karena kita takut sama respon yg ngga sesuai sama ekspektasi kita. 
    It's you VS the world bruh. Lo yg menjalankan hidup harusnya lo tau path mana yg harus lo ambil sebagai pegangan dan tumpuan lo dalam mencapai tujuan lo. Kalo lo jawab ikutin aja arusnya, itu artinya lo belum punya tujuan hidup. Sebenernya lo bisa melakukan hal lebih tapi karena lo terkurung dengan mindset yg "Yahhhh jalanin aja deh" lo jadi stay di tempat lama, meanwhile the others already found their own path and the purpose of life. Mereka habisin jatah gagal setiap hari, gagal, coba terus, gagal lagi, coba lagi, let's move found your own path. Makes your decision! 

Let's make a deal with ourselves!

    Sekarang lo hidup dan umur lo belum sampe seperempat abad. Semua orang punya masalah, mereka bisa mengeluarkan bentuk masalah mereka dalam wujud apapun. QLC buat gue kadang datang dari sosial media yg gue pake. Teknologi adalah hal penting both positive or negative it has it's own function depends on how you use it. But remember, what you see at social media it must be different with the reality. Fakta yg ada di lapangan, orang dengan real account di IG pasti identik dengan pencitraan agree? I think yes. No hate yah guys hahaha it's true. Fisrt acc di follow sama kolega, bos, dosen, guru SMA, atau orang tua doi misalnya wkwk. Buttttt at 2nd acc, lo follow orang-orang terdekat aja bahkan di 2nd acc pun lo masih bikin list close friend (I know guys what does it mean hahaha) Everybody filter their pictures, and they all good at online. 
    QLC bisa menghampiri siapapun QLC sebenernya bisa aja ga pandang umur. Sekarang yg lo harus lakukan adalah bertanya pada diri lo sendiri. "What I wanna be right now and for 5 years later?" lo harus tau wish lo apa, lalu lo cari alesan kenapa lo harus kaya gitu is it has benefit? adakah tantangan yg bakal lo hadepin buat tujuan lo nantinya? and last rencana lo buat mewujudkan wish lo itu seperti apa? If you can answer my question and describe it to someone else or write it in a piece of paper it must be great things for you. Kita semua punya waktu masing-masing untuk bersinar, selagi lo masih cari lampu lo bisa jalan perlahan buat sampe pada tujuan yg pengen lo capai.  

GOOD THING WON'T HAPPEN, GOOD PEOPLE WON'T COME UNLESS YOU MOVE FROM YOUR COMFORT ZONE. 

Komentar

  1. Indeed, semua orang pasti pernah mengalami quarter life crisis baik dalam skala besar maupun kecil 😁 dan saya pun pernah meski seingat saya pada waktu mengalami QLC, saya lebih banyak dibingungkan mengenai langkah apa yang harus saya ambil untuk masa depan saya. Dan pada saat itu terjadi, yang saya lakukan adalah lebih banyak membaca dan berinteraksi dengan orang yang lebih senior daripada saya agar saya bisa dapat insight dari mereka 🙈

    Semakin saya dapat banyak insight soal bagaimana menjalani hidup dengan baik dan survive QLC, semakin saya merasa langkah kaki saya lebih ringan dan pelan namun pasti saya bisa melewati semuanya. Kebingungan saya terjawab, dan segala sesuatu terlihat lebih cerah 😄 hehehe. Semua itu sudah terjadi sangat lama namun saya tetap mengingatnya sedikit banyak.

    So, apabila mba sedang merasakan QLC sekarang atau nanti, semoga mba bisa menghadapinya dengan baik and this too shall pass. Jadi kawatir boleh tapi jangan sampai berlebihan, yang penting mba tetap fokus mengejar goals yang mba punya 😁 dan tetap berpegang teguh pada value dan prinsip yang ada. Semangat ya mba, 19 tahun masih sangat muda yet mba sudah berpikir begitu dewasa. Wish everything goes well untuk mba 😍💕

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai anyway thank you for coming, and I hope I can have an afternoon tea with you hahaha.. thank you for sharing mba, gue setuju banget sama pendapat mba tentang belajar insight dari yang lebih senior daripada kita.. gue sendiri masih kadang canggung buat banyak nanya sama senior mba baik itu di tempat kerja, atau di kampus.

      Mendekati tahun kelulusan gue dari jenjang perguruan tinggi, makin ke sini makin sadar pentingnya komunikasi dan juga bertukar pikiran sama orang-orang di sekitar kita. Masih 19 tahun dan menunggu berkepala 2, semoga QLC tidak membatasi mimpi-mimpi kita untuk menjadi manusia.

      Thank you mba atas pendapatnya, sekarang gue yakin kalo semua hal memang butuh waktu dan tidak semua hal akan selalu berjalan mulus. What we all can do just keep going, isn't it? :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JADILAH BESAR BESTARI

MONA LISA SMILE

Hujan di Jakarta: Cerita tentang dunia-nya