A Dream is A Wish

Education and me is a game strong.

Masih teringat Bulan Maret tahun lalu, untuk pertama kalinya memiliki pekerjaan tetap dan penghasilan tetap. I feel confused and I have no idea what to do with my salary. Akhirnya setelah banyak menimbang keputusan yang akan diambil, jatuhlah hati saya di dunia pendidikan kembali. Bukan hal aneh jika memilih dunia ini, dunia pendidikan memang labuhan terdalam bagi saya. Maklum akhir 2021 saya baru lulus dari pendidikan Diploma di salah satu Universitas negeri di Jakarta. Saya senang bisa bertemu dengan jurusan ini, awalnya saya kira pariwisata bukan bidang yang menyenangkan. Saya salah, justru saya bisa banyak tumbuh dan berkembang lewat pariwisata. Pariwisata banyak mengubah cara pandang saya terhadap sisi sosial, ekonomi, bahkan cara saya menikmati perjalanan ketika pergi ke suatu tempatpun ikut berubah. 

Ragu? Hampir saya tidak yakin untuk mengambil studi lanjut menuju S1 di salah satu Universitas swasta yang diidamkan. Setelah perjalanan panjang mencari kurikulum yang tepat, mata kuliah yang beragam dan dosen yang kompeten. Akhirnya saya labuhkan pilihan di sana, bak menemukan berlian ternyata saya bersyukur bukan kepalang. Hanya 3 semester, waktu yang sangat singkat di sini. Kini tak terasa saya telah menginjak semester dua. Menawarkan pilihan untuk studi konsentrasi saya mengambil konsentrasi Sustainable Tourism. 

Sustainable Tourism sendiri akan dibagi ke dalam 4 (empat) mata kuliah di dalamnya, diantaranya ada pariwisata kota, desa, maritim, dan budaya. Tentu saya sangat menanti semua mata kuliah konsentrasi ini, semester lalu sangat menyenangkan saya melaluinya dengan perasaan bahagia dan senang. Walau sedikit kewalahan dalam membagi waktu, tapi saya mencoba usaha terbaik yang saya miliki untuk menyelesaikan tanggung jawab ini. Dikala orang-orang pulang kerja saya masih harus kelas 3 SKS di Kantor, biasanya memakan waktu selama 3 jam. Artinya saya masih harus kelas sampai dengan jam 9 malam. 

Ada banyak pertanyaan kenapa tidak mengambil D4 karena sisi praktek lebih banyak daripada teori. Simply because, I wanted to continue my degree in general way but of course I still fall in love with cultural, historical, and everything about tourism. 

Beberapa pelajaran yang saya ambil dari mimpi ini, dan sangat bersyukur bisa mewujudkan satu mimpi paling besar selama hidup saya tahun ini. 

1. Kamu tidak perlu ragu untuk memulai, keraguan hanya akan membuat kita kebingungan tidak berujung dan kita tidak akan memulai langkah untuk mewujudkan mimpi itu. Selama kita ragu, selama itu pula kita akan merasakan bahwa hidup ini belum memiliki tujuan yang jelas.

2. Tekad yang kuat, saya tidak yakin dulu bisa melakukan ini. Jujur pertama kali akan melanjutkan studi saya merasa belum mampu untuk membayar tuition fee/semester-nya. Disaat teman-teman lainnya menikmati hidup, ada jam lebih yang harus saya korbankan untuk kelas setiap harinya. Saya harus rela meluangkan waktu saya untuk menyusun hal-hal akademik seperti biasanya, membuat tugas, kerja kelompok, diskusi kecil, apalagi harus dilakukan setelah jam kerja selesai. Waktu ke waktu saya merubah pola pikir itu, saya memutuskan bahwa saya juga bisa menikmati hidup. Betul, hanya saja bentuknya yang berbeda. Saya menikmati hidup dengan belajar, tapi tenang masih bisa kok jalan-jalan seru di Kota lain. Masih bisa traveling, bahkan traveling pun selalu sambil belajar. Enjoy! Pada akhirnya tekad yang kuatlah yang bisa membuat kita teguh pada pilihan kita. 

3. Belajar bertanggung jawab, saya tidak datang dari keluarga berada. Lahir dari keluarga yang cukup membuat saya menjadi wanita yang lahir penuh dengan mimpi. Orang bilang wanita akan berakhir di dapur sana. Tapi bagi saya, saya ingin menjadi wanita bernilai yang bisa mendidik dan membesarkan anak saya dengan kualitas serta karakter. Setiap malas, saya mulai mencari kembali alasan kenapa saya mengambil keputusan ini. Mengambil keputusan memang mudah, tapi bertanggung jawab atas keputusan tersebut memerlukan banyak pengorbanan.

Di depan sana masih ada momen-momen berat, masih banyak tantangan dan rintangan, saya masih harus menahan diri untuk beberapa hal yang saya inginkan. Aint no mountain high enough, is it real now? saya yakin pasti bisa menyelesaikan mimpi ini di tahun 2023. 

Hari ini saya membuat kolase foto untuk playlist platform hijau berlist hitam, saya baru saja mengganti judulnya dari "Kejar Mimpi" menjadi "A Dream is A Wish" alasannya singkat, karena semua mimpi berawal dari doa dan harapan kita, kemudian lagunya menggambarkan semua langkah kecil untuk mencapai mimpi tersebut. Sekian kisah yang bukan kasih dari perjalanan saya di masa perkuliahan ini. Sampai bertemu lagi di cerita selanjutnya. Semoga bisa menginspirasi siapapun yang membaca. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

JADILAH BESAR BESTARI

MONA LISA SMILE

Hujan di Jakarta: Cerita tentang dunia-nya